JADI GAY DITENTUKAN SEJAK LAHIR
05.30.00
Ternyata menjadi seorang gay itu tak hanya ditentukan dari faktor sosial, tapi juga faktor biologis seseorang. Lebih mengejutkan lagi pernyataan dari ilmuwan yang mengatakan makin banyak saudara pria sekandung yang kita miliki, kemungkinan menjadi seorang gay makin besar.
Sebenarnya kapan orientasi seksual pria itu ditentukan? Sebuah studi yang dilakukan di Kanada baru-baru ini menyebutkan perilaku seksual menyimpang seorang pria ditentukan sejak mereka berada dalam kandungan.
Professor Anthony Bogaert dari Brock University, Ontario, Kanada, meneliti 944 pria heteroseksual dan homosexual yang terdiri dari mereka yang memiliki saudara kandung pria dari ibu yang sama, dan saudara pria non-biologis baik adopsi atau saudara tiri.
Bogaert menemukan homoseksualitas lebih banyak dialami pria yang memiliki saudara pria dari ibu yang sama. Semakin banyak saudara pria yang mereka miliki, kemungkinan menjadi gay semakin besar atau dalam istilah psikologis disebut fraternal birth order effect. Namun fenomena tersebut tak ditemukan pada pria yang memiliki saudara tiri atau saudara angkat.
"Meski seseorang memiliki saudara kandung pria, dan sama sekali tak pernah menghabiskan waktu tumbuh kembang bersama, kemungkinan menjadi seorang gay tetap ada. Dan hal tersbeut mengacu pada kemungkinan bahwa ada beberapa faktor non-learning atau non-environmental yang mempengaruhi orientasi seksual," papar Bogaert.
Namun tak berarti memiliki banyak kakak atau saudara pria maka seseorang otomatis menjadi homoseksual. Studi ini menemukan peningkatan orientasi seksual menjadi gay sampai tiga persen pada setiap anak laki-laki yang lahir dari ibu yang sebelumnya telah memiliki beberapa anak lelaki. Namun hal tersebut tak dijumpai pada anak lelaki yang memiliki saudara kandung wanita.
Sementara penelitian lain dilakukan untuk mengetahui bagaimana ibu hamil bisa bereaksi terhadap kemungkian yang mempengaruhi perkembangan orientasi seksual kehidupan anak lelaki di masa mendatang.
"Hasil ini mendukung pernyataan bahwa masa kandungan mempengaruhi perkembangan orientasi seksual dan efek fraternal birth order yang diperoleh dari insting feminim ibu saat bayi laki-laki dikandung dan tumbuh kembang," seperti dalam laporan Bogaert di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) edisi pertama.
Dari sana muncul teori jika tubuh ibu hamil menganggap janin laki-laki adalah benda asing, maka terbentuk antibodi yang akan menjadi kuat seiring dengan perkembangan si janin tersebut.
"Jika teori ini benar, maka hubungan antara antibodi gen laki-laki dari sang ibu dan orientasi seksual bayi laki-laki yang dikandungnya akan mempengaruhi diferensiasi seksual pada otak si anak sehingga mempengaruhi orientasi seksual si anak ke depannya," jelas Bogaert yang berencana melakukan riset pendukung hubungan orientasi seksual dengan antibodi gen laki-laki dari ibu hamil.
Penemuan ini disambut gembira kaum gay, seperti komentar Andy Forrest, juru bicara kaum gay dari Stonewall yang mengaku penemuan ini membuktikan menjadi gay bukan sebuah pilihan lifestyle, tapi memang sebuah pilihan yang ditentukan sejak dari seseorang masih menjadi janin. Forrest mengharapkan penemuan ini bisa membuka mata publik, bahwa kaum gay dan lesbian berhak mendapat perlakuan yang sama di masyarakat.
Sebenarnya kapan orientasi seksual pria itu ditentukan? Sebuah studi yang dilakukan di Kanada baru-baru ini menyebutkan perilaku seksual menyimpang seorang pria ditentukan sejak mereka berada dalam kandungan.
Professor Anthony Bogaert dari Brock University, Ontario, Kanada, meneliti 944 pria heteroseksual dan homosexual yang terdiri dari mereka yang memiliki saudara kandung pria dari ibu yang sama, dan saudara pria non-biologis baik adopsi atau saudara tiri.
Bogaert menemukan homoseksualitas lebih banyak dialami pria yang memiliki saudara pria dari ibu yang sama. Semakin banyak saudara pria yang mereka miliki, kemungkinan menjadi gay semakin besar atau dalam istilah psikologis disebut fraternal birth order effect. Namun fenomena tersebut tak ditemukan pada pria yang memiliki saudara tiri atau saudara angkat.
"Meski seseorang memiliki saudara kandung pria, dan sama sekali tak pernah menghabiskan waktu tumbuh kembang bersama, kemungkinan menjadi seorang gay tetap ada. Dan hal tersbeut mengacu pada kemungkinan bahwa ada beberapa faktor non-learning atau non-environmental yang mempengaruhi orientasi seksual," papar Bogaert.
Namun tak berarti memiliki banyak kakak atau saudara pria maka seseorang otomatis menjadi homoseksual. Studi ini menemukan peningkatan orientasi seksual menjadi gay sampai tiga persen pada setiap anak laki-laki yang lahir dari ibu yang sebelumnya telah memiliki beberapa anak lelaki. Namun hal tersebut tak dijumpai pada anak lelaki yang memiliki saudara kandung wanita.
Sementara penelitian lain dilakukan untuk mengetahui bagaimana ibu hamil bisa bereaksi terhadap kemungkian yang mempengaruhi perkembangan orientasi seksual kehidupan anak lelaki di masa mendatang.
"Hasil ini mendukung pernyataan bahwa masa kandungan mempengaruhi perkembangan orientasi seksual dan efek fraternal birth order yang diperoleh dari insting feminim ibu saat bayi laki-laki dikandung dan tumbuh kembang," seperti dalam laporan Bogaert di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) edisi pertama.
Dari sana muncul teori jika tubuh ibu hamil menganggap janin laki-laki adalah benda asing, maka terbentuk antibodi yang akan menjadi kuat seiring dengan perkembangan si janin tersebut.
"Jika teori ini benar, maka hubungan antara antibodi gen laki-laki dari sang ibu dan orientasi seksual bayi laki-laki yang dikandungnya akan mempengaruhi diferensiasi seksual pada otak si anak sehingga mempengaruhi orientasi seksual si anak ke depannya," jelas Bogaert yang berencana melakukan riset pendukung hubungan orientasi seksual dengan antibodi gen laki-laki dari ibu hamil.
Penemuan ini disambut gembira kaum gay, seperti komentar Andy Forrest, juru bicara kaum gay dari Stonewall yang mengaku penemuan ini membuktikan menjadi gay bukan sebuah pilihan lifestyle, tapi memang sebuah pilihan yang ditentukan sejak dari seseorang masih menjadi janin. Forrest mengharapkan penemuan ini bisa membuka mata publik, bahwa kaum gay dan lesbian berhak mendapat perlakuan yang sama di masyarakat.