JANGAN JAUHI PENDERITA AIDS


Data dari WHO menunjukkan, kurang dari 111 juta kasus infeksi menular seksual diderita oleh kelompok usia di bawah 25 tahun. Kaum muda dan remaja memang sangat berisiko tinggi terhadap IMS termasuk HIV/AIDS, karena terbatasnya pengetahuan mereka tentang HIV/AIDS dan pencegahannya. Setiap lima menit remaja atau kaum muda di bawah usia 25 tahun terinfeksi HIV dan setiap menitnya 10 wanita usia 15-19 tahun melakukan aborsi tidak aman.

Hasil sebuah studi menyatakan bahwa lebih dari 500 juta usia 10-14 tahun hidup di negara berkembang, dan rata-rata pernah melakukan hubungan suami-isteri intercourse pertama kali di bawah usia 15 tahun. Kurang lebih 60 persen kehamilan yang terjadi pada remaja di negara berkembang adalah tidak dikehendaki unwanted pregnancy dan 15 juta remaja pernah melahirkan.

Koordinator Senior Centra Mitra Remaja (CMR) yang merupakan pusat pelayanan informasi dan konsultasi bagi remaja di Medan M. Sofyan Sauri, S.Sos menyebutkan, di Indonesia kasus-kasus seperti itu diperparah dengan kurang adanya komitmen dan dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan yang mengatur tentang pendidikan seksual dan reproduksi bagi remaja terutama di tiap sekolah.

"Kita akui memang norma adat dan nilai budaya leluhur sebagai orang timur yang masih dianut sebagian besar masyarakat Indonesia juga menjadi tantangan terbesar dalam penyelenggaraan pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi berbasis sekolah. Semisal masih banyaknya pendapat, permasalahan seks itu tabu untuk dibicarakan kepada mereka yang belum menikah, dengan pendidikan seks justru akan meningkatkan kasus-kasus seperti kehamilan di luar nikah, aborsi, dan HIV/AIDS," jelas Sofyan.

Padahal berbicara seksual, lanjut Sofyan, bukan sebatas intercourse tetapi banyak hal yang harus diketahui mulai dari organ kelamin, perihal kontrasepsi atau KB, sampai dengan bagaimana seorang wanita melahirkan? Karena itu, kaum muda atau remaja jangan lagi ditabukan dengan seks dan reproduksi, hal itu malah akan memancing rasa kepenasaran mereka yang berakhir pada perilaku seksual yang tidak sehat dan tidak bertanggung jawab.

Menurut data UNAIDS, di Indonesia diperkirakan terdapat 90.000-130.000 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) orang dengan prevalensi 0,063 persen. Ini berarti diasumsikan sebanyak 130.000 orang telah terinfeksi. Berdasarkan data dari Subdit Penyakit Menular Seksual (PMS) dan AIDS Ditjen PPM-PL, Depkes, sampai 31 Desember 2003 ada 4.091 kasus HIV/AIDS. Jakarta adalah provinsi dengan angka kasus tertinggi, yaitu 1.208 kasus yang terdiri atas 861 HIV Positif dan 347 AIDS (100 orang di antaranya meninggal). (Suara Karya Online)

Pada tingkat dunia, penularan HIV tertinggi terjadi di antara remaja. Tahun lalu setengah dari 5,8 juta infeksi baru HIV terjadi pada usia 15-24 tahun. Seperempat dari infeksi baru HIV di AS terjadi pada usia 13-21 tahun, dan seperempat kasus penularan penyakit menular seksual (PMS) terjadi pada anak belasan tahun, 19% kasus AIDS di AS terjadi pada usia 20-an.

Pada tahun 1997, 37% kasus AIDS di AS pada remaja berumur 13-19 tahun terjadi pada wanita. Hampir separo pelajar SMU melaporkan telah melakukan hubungan seksual, 16% di antaranya melakukan seks dengan lebih dari empat pasangan. Tahun lalu, hanya separo anak belasan tahun yang aktif secara seksual melaporkan menggunakan kondom pada hubungan seks terakhir, dan sejak tahun 1991 penggunaan heroin sudah naik hampir dua kali lipat di antara anak belasan tahun.

Faktor biologis--termasuk perkembangan leher rahim dan lebih gampangnya penularan PMS dari pria ke wanita--merupakan alasan penularan PMS lebih tinggi di antara wanita muda. Faktor sosioekonomi yang mempengaruhi penularan PMS meliputi kemiskinan dan kesulitan untuk memperoleh perawatan kesehatan, pendidikan, dan alat pencegahan. Sebagian besar wanita muda terkena virus melalui hubungan heteroseksual, sementara survai tahun 1996 menemukan hubungan seks-pria-dengan-pria berperan utama dalam penularan baru HIV di antara anak lelaki belasan tahun.

Untuk menghentikan penyebaran virus di antara anak belasan tahun, program tes HIV harus dapat diperoleh kaum muda dan pelayanan konseling perlu diadakan untuk mendorong perilaku mencegah serta peduli dengan HIV. Program penjangkauan dukungan oleh rekan sebaya juga dapat membantu mendidik anak belasan tahun tentang pencegahan HIV.

Pengguna Narkoba

Penularan HIV/AIDS tidak hanya ditularkan melalui hubungan seks saja, tetapi bisa juga ditularkan melalui alat suntik, transfusi darah dan lainnya, tetapi kasus yang paling besar terjadi adalah pada remaja pengguna narkoba yang sering kali melakukannya dengan menggunakan jarum suntik secara bergantian untuk mendapatkan kepuasan menggunakan narkoba.

Prof Dr Zubairi Djoerban, ahli hematologi FKUI, punya catatan sendiri soal ini. Menurut beliau, lebih 50 persen dari 333 juta kasus penyakit menular seksual (PMS) di seluruh dunia setiap tahun terjadi pada remaja. Dari sini, cerita beranjak ke babak yang lebih seram: HIV/AIDS. `'Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja, termasuk remaja Indonesia, mempunyai risiko besar tertular HIV/AIDS,'' tuturnya. (Republika.co.id)

Kata dr Zubairi, sebagian besar orang dengan HIV/AIDS (Odha) memang berusia muda. Mereka tertular melalui hubungan seks, baik hubungan heteroseksual (antara laki-laki dan perempuan), maupun hubungan homoseksual. Tapi, ada juga remaja yang tertular HIV melalui jarum suntik yang dipakai bersama-sama saat menggunakan narkotika. Kebiasaan bertukar memakai jarum suntik di kalangan pengguna narkotika merupakan salah satu medium yang efektif menularkan HIV. Kini, kata dokter Zubairi, sudah ada remaja pengguna narkotika yang tertular HIV. Bahkan ada yang masuk dalam tahap AIDS.

Sekitar 30 persen pengguna narkotika bakal terinfeksi HIV/AIDS. Buktinya, ada di depan mata. Di beberapa rumah sakit di Indonesia, tempat tidur pasien AIDS selalu penuh. Di tempatnya praktik pribadi, ada 10-20 pasien HIV/AIDS berobat tiap hari. Setiap bulan ada 30-50 pasien baru HIV/AIDS.

Sebagian besar pengguna narkoba di Indonesia adalah remaja, dan lebih dari 50 persen pengguna narkoba adalah pengidap human immunodeficiency virus (HIV) positif . Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan, apalagi angka pengguna narkoba diiringi oleh pengidap HIV terus meroket.

Berdasarkan hasil survei di beberapa kota di Indonesia, minimal 30 persen pengguna narkoba mengidap HIV. Beberapa kota besar menunjukkan angka yang lebih tinggi, seperti di Yogyakarta yang mencapai 50 persen. Bahkan di salah satu kelurahan di Jakarta terdapat 93 persen pengguna narkoba terinfeksi HIV.

Dalam diskusi akhir tahun 2004 yang diadakan YPI, terungkap bahwa para pemakai narkoba berusia sekitar 12 tahun sampai 25 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Selanjutnya, dari 1.200 pemakai narkoba sebanyak 200 orang di antaranya menjalani tes HIV dan hasilnya cukup memprihatinkan yakni 93 persen atau 163 orang positif HIV.

HIV/AIDS dapat dihindari

HIV/AIDS bisa menular melalui hubungan seks, transfusi darah, jarum suntik, dan lainnya. Namun demikian kita bisa menghindarinya. Ada istilah dalam sebuah sponsor yang menyebutkan 'Anda Bisa Kena tapi Anda Bisa Cegah'. Untuk itu banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV atau penyakit menular seks lainnya, di antaranya menggunakan alat pengaman (kondom) sebelum melakukan hubungan seks dengan lawan jenis yang belum dikenal dan minta jarum suntik yang masih steril ketika berobat ke dokter.

Tetapi bagi para remaja cara mencegah yang paling baik adalah menghindari melakukan hubungan seksual dan jangan menggunakan narkoba apalagi sampai harus bergantian jarum suntik. Dan tanamkan dalam diri sebuah istilah yang berbunyi "Katakan nggak sebelum terjadi yang nggak-nggak". Ini adalah cara yang paling aman untuk terhindar dari HIV/AIDS serta penyakit menular lainnya.

Selain itu para remaja juga perlu mendapatkan penyuluhan tentang bahayanya HIV/AIDS serta mendapatkan pendidikan seks, baik untuk perawatan alat reproduksi maupun pencegahan terhadap penyakit mengerikan tersebut.
Banyak lembaga-lembaga yang bisa menampung para remaja untuk mendapatkan pendidikan sex (sex education), di antaranya adalah Centra Mitra Remaja (CMR) sebuah lembaga Pusat Pelayanan Informasi dan Konsultasi Bagi Remaja di Jl. Lobak No.4 Medan. Di sini remaja bisa mengakses berbagai informasi mengenai kesehatan reproduksi, sarana berkonsultasi dan lain sebagainya.

YAYASAN PEDULI AIDS


Peduli AIDS Yayasan AIDS Indonesia

Yayasan Aids Indonesia (YAI) terus berupaya menyebarluaskan informasi bahaya HIV/AIDS kepada semua pihak. Sasarannya difokuskan pada kelompok usia muda produktif, yaitu berkisar pada usia 15 sampai 29 tahun. Untuk itu, YAI menjalankan salah satu kegiatan yang dinamakan Act Now Be Creative (ANBC).

Pekan lalu, YAI menggelar ANBC sebagai ajang kaum muda dan pelajar mengembangkan ide dan kreativitasnya dalam adu bakat. Pesan yang ingin disampaikan di dalamnya adalah mengenai kepedulian terhadap fenomena HIV/AIDS.
YAI mengajak partisipasi dan kepedulian pelajar dalam penyebarluasan informasi seputar HIV/AIDS.

YAI berharap juga agar terjadi upaya menghilangkan nilai perbedaan melalui kreativitas dan bentuk seni pertunjukkan. Acara hasil ini kerjasama YAI dengan Levi's, Sony Music, Demaga Food Court Pondok Indah Mal, 94,5 FM, dan Kawanku.

Kegiatan ini diikuti oleh para pelajar SMU-SMK se-Jabotabek. Dalam kegiatan tersebut, terdapat wacana mengenai HIV/AIDS dengan narasumber Dra Mira Fajar Aviatri (koordinator program YAI), Yoga (Pelita Plus), dan Ariyo (penyanyi).

Dilibatkannya para pelajar dan masyarakat umum pada kelompok usia muda produktif itu sangat beralasan sesuai dengan tujuan tersebut. Apalagi, berdasarkan data, kasus HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar kasus terdapat pada kelompok usia muda produktif.

Di bandingkan penyakit lainnya, jumlah kasus HIV/AIDS memang tak begitu banyak, namun mengkhawatirkan. Jumlah kasus yang tercatat belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Hal inilah yang disebut Fenomena Gunung Es, yaitu kasus yang timbul di permukaan hanya sebagian kecil dari kondisi yang sebenarnya.

Selama beberapa tahun terakhir ini, menurut Mira, terjadi peningkatan kasus HIV/AIDS yang cukup besar di Indonesia. Usia 15 sampai 29 tahun merupakan usia yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS.

Hal ini diperparah dengan perkembangan teknologi yang memudahkan akses kepada informasi tentang seks, pornografi, dan penyalahgunaan narkoba. Ketiga hal itu memicu penularan HIV/AIDS. ''Jika tak diantisipasi dari sekarang, jumlah penderita dari kelompok usia ini akan terus bertambah,''ujar Mira. wed

AIDS dan PENULARANNYA


AIDS adalah sindrom kumpulan berbagai gejala dan infeksi sebagai akibat dari kerusakan spesifik sistem kekebalan tubuh karena infeksi virus HIV pada manusia,[1] dan virus yang mirip pada spesies lain (SIV, FIV, dan lain-lain).

AIDS merupakan akronim dalam bahasa Inggris dari Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome ('sindrom defisiensi imun dapatan'). Nama virusnya sendiri, yaitu HIV, merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus ('virus defisiensi imun manusia' atau 'virus penurun kekebalan manusia').

Kondisi akhir pada orang yang terkena penyakit ini membuat seseorang rentan terhadap infeksi oportunistik dan tumor. Walaupun sudah ada penanganan untuk AIDS dan HIV dengan memperlambat laju perkembangan virus, penyakit ini belum bisa disembuhkan.

HIV dan virus-virus sejenisnya ditransmisikan melalui kontak langsung antara membran mukosa atau aliran darah dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.[2][3] Transmisi ini dapat terjadi melalui hubungan seksual (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, pertukaran HIV antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin atau menyusui, serta kontak lain dengan salah satu cairan tubuh tersebut.

Kebanyakan ilmuwan meyakini bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara selama abad ke-20;[4] kini penyakit pandemik AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia.[5]

Pada Januari 2006, UNAIDS sebagai badan PBB yang menangani penanggulangan penyakit AIDS dan HIV (Joint United Nations Programme on HIV/AIDS) bekerjasama dengan WHO (World Health Organization), badan PBB untuk kesehatan dunia, memperkirakan AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Oleh karena itu, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah.

Pada tahun 2005 saja, AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa; lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak.[5] Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan persediaan sumber daya manusia di sana.

Perawatan antiretroviral mengurangi tingkat mortalitas dan morbiditas infeksi HIV, tetapi akses terhadap pengobatan antiretroviral tidak tersedia di semua negara.[6]

Stigma sosial yang disebabkan oleh HIV/AIDS lebih berat dibandingkan stigma sosial akibat kondisi yang disebabkan penyakit lainnya yang sama-sama dapat mengakibatkan kematian. Stigma sosial ini bahkan memiliki akibat yang luas, di luar akibat langsung yang disebabkan oleh penyakit tersebut. Bahkan, stigma ini juga ikut menimpa petugas kesehatan dan sukarelawan yang terlibat merawat orang yang hidup dengan HIV.

AIDS merupakan bentuk terparah akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ vital sistem kekebalan manusia seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofag, dan sel dendritik. HIV secara langsung dan tidak langsung merusak sel T CD4+, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh berfungsi baik. Jika HIV membunuh sel T CD4+ sampai terdapat kurang dari 200 sel T CD4+ per mikroliter (µL) darah, kekebalan selular hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV dilanjutkan dengan infeksi HIV laten klinis sampai terjadinya gejala infeksi HIV awal dan kemudian AIDS, yang diidentifikasi berdasarkan jumlah sel T CD4+ di dalam darah dan adanya infeksi tertentu.

Tanpa terapi antiretroviral, median lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan median waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan.[7] Namun demikian, laju perkembangan klinis penyakit ini sangat bervariasi antarorang, dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhi laju perkembangan ini. Faktor yang ada termasuk kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV seperti fungsi kekebalan tubuh umum orang yang terinfeksi.[8][9] Orang yang lebih tua memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah, sehingga berisiko lebih tinggi mengalami perkembangan penyakit yang pesat daripada orang yang lebih muda. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini.[7][10][11] Genetika orang yang terinfeksi memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal terhadap beberapa galur HIV. Contohnya adalah orang dengan mutasi CCR5-Δ32 (delesi 32 nukleotida pada gen penyandi reseptor chemokine CCR5 yang mempengaruhi fungsi sel T) yang kebal terhadap beberapa galur HIV.[12] HIV bervariasi secara genetik dan memiliki berbagai galur atau bentuk yang berbeda dan menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda.[13][14][15] Penggunaan terapi antiretroviral yang sangat aktif dapat memperpanjang baik median waktu perkembangan AIDS maupun median waktu bertahan.

ARTIKEL TENTANG AIDS


Informasi tambahan tentang bagaimana menjaga anak Anda dari infeksi HIV, silahkan buka website-website berikut:

1. HIV & AIDS (Copyright © Kidshealth). Panduan bagi para orangtua yang menjelaskan tentang apa itu HIV dan AIDS , penyebab, gejala infeksi, diagnosis, cara penyebaran, infeksi opportunistic, dan komplikasi lainnya, perawatan, penanganan jangka panjang pada anak penderita HIV/AIDS, pencegahan, dan rubrik khusus tentang cara berdiskusi dengan anak Anda mengenai HIV dan AIDS.

2. HIV Infection in Adolescents. Artikel Statistik tentang infeksi HIV pada remaja dan bagaimana bentuk penularannya pada usia mereka. Artikel ini juga membahas tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh tenaga medis dalam merawat remaja yang terinfeksi HIV, dan menjelaskan peran NIAID dalam menjalankan studi klinis yang mencakup remaja.

3. HIV/AIDS (Copyright © UNICEF). Website ini menggali masalah HIV/AIDS diantara orang-orang muda di seluruh dunia. Website ini mendiskusikan tentang mengapa masalah tersebut mempengaruhi orang-orang muda, dan apa yang harus dilakukan untuk melindungi mereka, termasuk artikel tentang apa yang dilakukan oleh UNICEF untuk mencegah HIV/AIDS, laporan tentang program riil bagi orang muda , dan statistic global.

4. Kids and AIDS: A Guide for Parents (Copyright © PPFA). Panduan bagi orangtua dalam mempersiapkan anak-anak mereka untuk dapat hidup lebih sehat dan bahagia meskipun momok epidemik ini ada, dan juga mengajarkan mereka bagaimana melindungi diri mereka sendiri.

5. Patterns of Condom Use Among Adolescents: The Impact of Mother-Adolescent Communication. Laporan ini berisi temuan-temuan bahwa diskusi antara ibu dan anak remajanya dapat mendorong remaja untuk bersikap preventif terhadap infeksi HIV dan penyakit menular seksual lainnya.

6. Talking to Your Kids about Sex (Copyright © AACAP). Berbicara dengan anak Anda mengenai cinta, keintiman, dan seks adalah bagian yang penting dalam mengasuh anak (parenting). Artikel ini dapat menjadi pandung penting bagi orangtua tentang cara melakukannya secara efektif.

7. What is the role of the family in HIV prevention? (Copyright © University of California). Membahas tentang pengaruh keluarga dan bagaiman apengaruh tersebut dapat berguna untuk mencegah aktivitas berisiko tertular infeksi HIV.

8. FAQ on HIV and AIDS. Kumpulan pertanyaan yang sering diajukan seputar HIV dan AIDS serta jawabannya

9. AIDS (Patient Education Institute) - Requires Flash Player - Panduan interaktif mengenai AIDS yang disajikan secara menarik.

10. Apa itu HIV AIDS? Artikel yang berisi hal-hal mengenai HIV dan AIDS dari mulai apa itu HIV dan AIDS, cara penularan, cara kerja virusnya, hingga pengobatan bagi penderitanya.

11. Hidup dengan AIDS. Artikel yang berisi hal-hal yang perlu diketahui oleh seseorang yang mengidap HIV positif dari mulai apa yang harus dilakukan di rumah, pencegahan penularan, bolehkan berhubungan seks, kehamilan dan melahirkan, pemakaian obat-obatan terlarang, hingga hal yang harus diperhatikan saat pengidap HIV hendak bepergian.

KEBANGKITAN TUHAN YESUS

Kebangkitan Yesus adalah fakta yang sangat penting, karena kebangkitan-Nya menggenapkan keselamatan kita. Yesus datang untuk menyelamatkan kita dari dosa, dan sebagai akibatnya menyelamatkan kita dari kematian.

Kebangkitan juga membuat perbedaan yang tajam antara Yesus dengan semua pendiri agama. Tulang-tulang dari semua pendiri agama, selain Yesus, masih berada di bumi, tetapi kubur Yesus kosong.

Dampak dari kebangkitan, sangat besar. Hidup menjadi memiliki HARAPAN, kehidupan lebih berkuasa daripada kematian, kehidupan pada akhirnya menang.
Tuhan telah menyentuh kita di sini, Tuhan telah mengalahkan kematian, musuh terakhir kita.

Kebangkitan telah mengubah hidup para murid sebelum dan sesudah kebangkitan. Sebelum melihat kebangkitan, mereka lari, menyangkal Gurunya. Mereka berkumpul dan bersembunyi dalam ketakutan dan kebingungan. Setelah melihat kebangkitan, mereka diubah dari ketakutan menjadi rasul yang berani dan percaya diri, menjadi penginjil yang mempengaruhi dunia, bersedia mati martir dan bersukacita sebagai utusan Kristus.

Seandainya Yesus tidak bangkit, maka sia-sialah keyakinan kita sebagai Kristen, dan Kristen adalah orang-orang yang paling malang di dunia; dan seluruh umat manusia di dunia tidak akan memiliki Pengharapan lagi dan akhirnya menuju kepada kebinasaan di Neraka. Namun yang BENAR adalah ... Yesus Bangkit ... Dia Hidup kembali ... kuburNya KOSONG,... Kristus telah menjadi Yang Pertama BANGKIT dari antara orang mati, Dia telah menang atas Maut, segala musuh-Nya telah ditaklukkan ke bawah kaki-Nya !!!

Yesus bukan saja telah menyelesaikan tugas dari Bapa-Nya dan menang atas maut, tetapi Dia mau memberikan kemenangan kepada kita juga, Dia mau membuat kita menjadi PENAKLUK-PENAKLUK MUSUH!!!

Kepada siapakah Saudara mempercayakan hidupmu? Apakah yang engkau percayai mempunyai kuasa kebangkitan? Apakah yang engkau percayai mempunyai kuasa terhadap kematian?

Jika engkau belum mempercayai Yesus, percayakan hidupmu sekarang juga kepada Yesus yang telah bangkit dan mengalahkan kuasa maut.

Jika engkau mau percaya kepada Yesus, kematian bukan hal yang menakutkan Saudara lagi dan kebangkitan maupun hidup yang kekal akan Saudara terima. Maukah Saudara?

SANTET DIKALAHKAN KUASA YESUS

Pada waktu saya diundang seminar dan KKR di Tunjungan Plaza, Surabaya, lantai 6, pada saat yang bersamaan di lantai dasar digelar pameran gaib bernuansa supranatural.

Ini Panitia Seminar tahu apa tidak? Pikir Saya. Mengapa Saya bertanya demikian? Bayangkan di lantai 6, kami menggelar ‘Pameran Surgawi’ alias KKR Kelepasan. Judulnya saja ngeri, “Membuka Rahasia Ilmu Santet dan Rahasia Ilmu Gaib dan Susuk.” Pembicaranya saya dan Pak Eku Hidayat. Yang datang kurang lebih 2.700 orang. Tetapi hanya sebagian kecil orang Kristen. Selebihnya kaum awam.

Atau lebih mengejutkan, pengunjung yang berada di lantai dasar, tersedot perhatiannya, karena mereka penasaran lebih jauh tentang judul yang menyinggung rahasia ilmu santet. Rupanya banyak di antara mereka mengira, di lantai 6 ada demonstrasi kekuatan alam gaib tingkat tinggi. Dukun-dukun plus pasiennya, nyasar semua, keliru masuk ke lantai 6. Ya Tuhan, dari pojok sana sampai pojok sini, penuh dikelilingi semua dukun. Yang datang termasuk dukun santet Banyuwangi, Tulung Agung, Jember, Jawa Timur-an.

Pak Eku sampai berkomentar,”Ud, waduh Ud, dukun-dukun santet semua yang datang. Siapa pembicara sesi hari ini?”

“Cuma kita berdua.”

“Kita berunding dulu, Ud.”

“Apa tuh Pak Eku?”

“Anda kan bekas tukang santet, Anda khotbah duluan saja.”

“Lho, Pak, biar Pak Eku saja. Saya yang lebih muda, Bapa yang lebih senior.”

“Tidak, ah Ud. Karena apa? Saya lihat di belakang saja, setannya banyak banget.”

Akhirnya saya mengambil kesempatan berbicara lebih dahulu. Saya ungkapkan semuanya termasuk yang saya saksikan di bab-bab awal buku ini (Dunia Roh). Saudara mau tahu reaksi mereka dan apa yang terjadi? Bukan kolekte yang dikirim, tetapi santet, dari semua penjuru, mereka menggabungkan kekuatan dengan marah dan penasaran. Mungkin seperti saya yang ‘panas’ tertantang oleh Pak Gilbert, tetapi dulu satu orang. Ini? Saya tidak sempat menghitungnya.

Tetapi, Haleluya. Apa yang bisa Tuhan lakukan? Mimbar seminar saya ditamengi oleh ‘penampakan khusus’: Tiang Awan dan Tiang Api! Muncul berbarengan. Lebih dahsyat daripada Perjanjian Lama. Karena di zaman dahulu tiang itu muncul bergiliran. Tetapi ini sekaligus. Tuhan tahu cara melindungi umatNya. Amin.

Apa yang terjadi? Paku-paku, jarum-jarum, batu berapi, silet dan benda-benda tajam lainnya melesat dan beterbangan. Tetapi jatuh semua berceceran di lantai. Dan saya mendapat kabar, yang bertobat dan menyerahkan hidupnya kepada YESUS saat itu juga 400 orang! Bayangkan! Saya hanya berdua dengan Eku melawan ‘nabi-nabi palsu’. Memang benar seperti kata Alkitab, satu orang mengejar seribu, dua orang mengejar sepuluh ribu.

ini adalah kisah nyata pada saat Ev Daud Tony khotbah di Tunjungan Plaza
disana 400 0rang bertobat dan menerima Tuhan Yesus