MASA REMAJA YANG TERHILANG tiga

ehhhhhhhhhhhhhh........................
ketemu lagi ya................................

ini merupan puncak dari cerita dari masa remajaku, ini nanti menceritakan aku yang terjatuh dalam dosa dengan temanku sendiri, juga ulasan mengenai cinta monyetku. jangan pernah lupa tapi......................., jangan lupa kasih comment.

aku sangat senang karena ternyata walaupun masih SD aku dah mengenal akan artinya cinta, seperti layaknya pasangan muda yang lagi dilanda asmara, setiap ada waktu ketemuan aku selalu menyempatkan datang di tempat terbaik kami, mana lagi kalau bukan sungai yang berada di perbatasan antara kampungku ama kampung dia, memang setelah jalan sama dia 3 bulan aku jarang kencan sama temanku, kita punya agenda apel yang berbeda (kayak apa getow agenda, seperti dah ada jadwal sebelumnya, wkwkwkwkwkwkwkwkwkw), tapi tetep persahabatan diantara kami berempat.

ya aku semakin mesra aja, apalagi aku menjalin hubungan ini termasuk rekor terlama dari aku kelas 5 sd hingga dia kelas 2SMU, aku sangat menyukai. aku kalau ada masalah sama orang tuaku mesti aku larinya ke dia dan juga setiap ada permasalahan dengan ekonomi aku hanya terbuka sama dia, dia itu bener-bener baik orang yang pernah aku temui saat itu. wajarlah setiap aku seneng karena dia itu anaknya perhatian dan juga tuk masalah ekonomi dia dari kalangan yang berada dan dari orang yang terpandang di kampungnya (tapi bukan itu semua aku mencintai dia) aku tulus mencintai sepenuh hati). oh iya........................... ada yang lupa aku sama dia itu sekolahnya beda sekelas aja, usianya setahun dibawahku, aku sangat suka dengan dia karena dia tu setiap aku ajak ngobrol selalu nyambung, dan juga saat aku lagi ada masalah, dia tu bisa ngasih pandangan yang terbaik.

setelah 6 th aku berjuang di sekolah dasar, lalu aku melanjutkan ke sekolah agama yang ada di wilayahku juga, di sekolah baru tersebut aku sangat senang, karena aku dapat menemukan sahabat yang sangat baik, walaupun aku di SD punya sahabat sejati akan tetapi di sekolahku yang baru itu aku mendapat teman yang benar2 mengerti dan juga bisa dibilang sebagai sahabat. kenapa aku bisa bilang begitu, karena walaupun aku sama 2 sahabatku itu di cobai oleh temen yang lain yang berusaha memutuskan persahabatan kami, tapi tetep baik bahkan sampai adari persahabatan itu aku sama dua temanku tersebut ngga disapa oleh seluruh anak satu sekolahan. jadi aku merasakan itulah arti sahabat yang sebenarnya.

walaupun aku punya sahabat aku masih mengingat akan kebaikan pasanganku yaitu cewek itu, aku punya kenangan yang amat indah yang sulit aku lupakan, saat aku sedang sunatan, cewekku datang membawa sebuah barang yang selama ini aku harapkan, hadiah yang murah akan tetapi besar artinya bagiku (maaf ya dalam kalau ngga disebutin, karena ini bukan iklan, jadi di sensor) yang lebih indah adalah dia membantu keluargaku selama acara sunatanku (aku di sunat/dikhitan saat kelas 1 SMP termasuk usia yang dah tua ngga.....??????????).
terus kenangan ke dua datangnya dari 2 sahabatku yaitu dia datang dengan membawakan sepasang alat sholat (maksudnya keperluan sunat) dan juga membawakan sebuah gameboy, yang waktu itu masih jarang ada yang punya di kampung kami.

aku merasakan kebahagiaan dan juga pengistirahatan siksaan dari bapak ya saat aku di sunat itu, aku merasakan bahwa bapak sangat baik. Tapi dalam pikiranku bapak melakuakn ini karena aku lagi menghasilkan uang atau memang dia mencintai aku sebagai anaknya.

-----SINGKAT KATA-----

lalu setelah aku naik kelas 2 ada berita yang sangat membahagiakan bagi kami sekeluarga, karena emak dinyatakan hamil, itu artinya aku akan mempunyai seorang adik lagi, terus hal yang ngga bisa aku terima adalah di kelas 2 SMP ini aku mengalami kehancuran dalam hidupku. hidup yang bener-bener hancur (ceritanya akan aku mulai di cerita yang akan datang)

bapakku saat aku dah mempunyai adek baru, semakin bikin aku rusak, aku mikir saat aku mempunyai adek baru, aku itu akan mendapat kebaikan yang seperti dirasakan oleh adek yang pas di bawahku, dia ngga pernah di marahi oleh bapa, kalaupun pernah itu langsung di kasih uang atau segera di sayang, beda dengan aku. makanya aku kalau saat masih sekilah, dalam musim liburan aku ngga pernah ada dirumah, aku mesti kerumah nenek dan juga selama liburan itu pula aku tinggal sama nenek

Demikian cerita masa remaja ku yang ngga pernah aku rasakan kebaikannya, aku merasa masa remaja telah terbuang sia-sia
0 Responses