HOMOSEX DAN PEKERJAAN

Banyak orang yang masih berpikir bahwa seorang homoseksual atau gay adalah orang yang lemah lembut. Oleh karena itu, ketika mereka harus memilih suatu pekerjaan, maka mereka akan memilih pekerjaan yang tidak banyak menggunakan tenaga keras atau kasar. Mereka dianggap hanya dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang biasa dilakukan oleh perempuan saja. Misalnya: memilih menjadi perancang busana atau penata rambut, dan yang sejenisnya. Mereka dianggap tidak dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang biasa dilakukan oleh seorang laki-laki.

Pemikiran ini adalah pemikiran yang keliru. Mereka yang berpikir seperti itu, mungkin mereka masih beranggapan bahwa seorang homoseksual atau gay adalah seorang waria. Tentunya pemikiran ini salah besar!

Perilaku lembut, halus, ramah dan sebagainya, merupakan perilaku yang harus dimiliki oleh semua orang, oleh karenanya diajarkan para orang tua kepada anak-anaknya, dan setelah menjadi dewasa, apa yang telah diajarkan tersebut diharapkan akan tetap dikerjakan oleh siapapun. Lingkunganpun menuntut perilaku-perilaku ini. Jadi perilaku-perilaku lemah lembut, halus, ramah dan sebagainya, bukan hanya milik perempuan. Tidak salah kan, kalau seorang laki-laki atau homoseksual berlaku ramah dan lembut terhadap orang lain.

Memang tidak dapat dipungkiri, hampir kebanyakan dari kaum gay atau homoseksual, mereka memilih untuk menjadi perancang busana atau penata rambut. Sebaliknya dengan kaum perempuan atau dengan seorang lesbian, tentunya mereka boleh-boleh saja memilih pekerjaan yang keras atau kasar. Misalnya, menjadi Kowad (Korps Wanita Angkatan Darat), Polwan (Polisi Wandu...ehhh maaf, maksudnya Polisi Wanita), bahkan ada yang menjadi sopir bus atau sopir truk.

Ketika seorang perempuan yang mungkin juga ada di antaranya seorang lesbian, memilih menjadi Kowad atau Polwan, tampaknya tidak ada masalah. Akan tetapi, bagaimana dengan seorang laki-laki yang homoseksual atau gay, ingin menjadi seorang anggota ABRI atau menjadi Polisi, bolehkah?

Jangankan di negara Republik Indonesia, di negara yang sudah maju saja, masih menjadi polemik dan perdebatan di antara para penguasanya dan masih terlarang. Atau mungkin harus dengan cara diam-diam, menyembunyikan identitas yang sesungguhnya. Entahlah kalau di Negara Republik Mimpi.

Jadi, bukannya seorang homoseksual enggan atau tidak mau memilih pekerjaan yang keras, tetapi dari institusinya sendiri yang tidak memberikan izin. Ada satu pertanyaan, apakah di institusi ABRI atau Kepolisian RI, tidak ada seorangpun yang homoseksual?

0 Responses